Jalan Rusak Akibat Pengangkut Material Galian C, Masyarakat Mengeluh
Kopatas.news || Rejang Lebong – Banyak warga di wilayah Kecamatan PU Tanding (PUT), Kabupaten Rejang Lebong mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah akibat dilalui kendaraan roda Empat pengangkut hasil tambang berupa galian C. (21/03/2024)
Melihat kondisi jalan tersebut sungguh sangat sangat memperihatinkan bagi penguna kendaran roda dua, yang melintas di wilayah Belumai Satu,Belumai Dua dan Kasie Kasubn di wilayah lembak, jalan yang mengalami kerusakan berat akibat aktivitas penambangan.
Meskipun kondisi jalan sangat memprihatinkan, masyarakat sering merasa kesulitan untuk menuntut perbaikan kepada siapa karena mereka tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas perbaikan jalan tersebut.
Salah seorang warga inisial (W) yang melintas dijalan tersebut mengatakan sangat prihatin dan menyayangkan kondisi jalan yang rusak tersebut,entah pemerintah Daerah atau pemerintah desa yang tidak peduli dengan kondisi jalan rusak ini. Namun dari apa yang saya amati, banyak truk pengangkut batu sungai dari galian C setiap hari kurang lebih (-+) 40 armada yang melintas,mungkin itu yang menyebabkan jalan rusak, dan akhirnya tidak ada yang mau bertanggung jawab untuk memperbaikinya,” ucapnya kepada awak media
Harpan kami kepada PT Praja Mandiri, PT CRf, PT Gren Gelegau dan Tan Irion tolong Pembaikin jalan ini,dampak dari penambangan galian C ini menyebabkan jalan yang dilalui setiap hari menjadi rusak parah. Bahkan, saat musim hujan, jalan menjadi licin, jalan berlobang penuh dengan genangan air dan saat musim kemarau jalan menjadi berdebu.tutup warga
Selanjutnya salah satu warga Desa Belumai dua yang engan di sebutkan nama nya, juga menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada upaya perbaikan, baik dari pemerintah maupun dari penambang galian C Sehinga jalan yang berlobang sering kali mengalami kecelakan penguna roda dua.tutur
“Kami berharap Raperda Minerba dapat mengatur kegiatan penambangan secara tegas dan jelas, termasuk izin, pengelolaan, reklamasi, dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat proses penambangan,” pintanya.