MERTI (merawat) TUK (sumber) dan AIR HUJAN TUK KEHIDUPAN

Kopatas.news || Magelang-Jumlah air di bumi memang selalu tetap, hanya terjadi perubahan bentuk dan berpindah tempat. Suatu saat air laut berubah menjadi uap, menjadi awan, kemudian menjadi hujan, masuk ke sungai dan mengalir kembali ke laut. Peristiwa tersebut disebut siklus hidrologi.
BACA JUGA :
Secara topografi wilayah Kabupaten Megelang diibaratkan sebagai awan raksasa, bibir cawan berupa pegunungan yang berfungsi sebagai daerah Resapan air hujan. Bagian tengah cawan merupakan dataran subur yang berfungsi sebagai kawasan budidaya.
BACA JUGA :
Sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang yang berupa mata air cukup banyak dan hampir menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Magelang. Mata air yang ada di Kabupaten Magelang pada saat ini dimanfaatkan antara lain untuk irigasi pertanian, pemancingan ikan, kegiatan Pembibitan ikan, kegiatan mandi dan mencuci terutama bagi penduduk sekitar, serta pemanfaatan mata air oleh PDAM Kabupaten Magelang untuk memsuplai kebutuhan air bersih penduduk untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 Tengah Desa, maka peran desa menjadi sangat sentral dalam melaksanakan pembangunan termasuk dalam bidang pelestarian lingkungan dan penyelamatan mata air.
Dengan demikian Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang mengadakan kegiatan dengan tema “Pelatihan Jogo Tuk” Peningkatan Kapasitas Masyarakat Hukum Adat (MHA) dan Kearifan Lokal Pengetahuan Tradisional dan Hak MHA yang terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH),
Peserta berasal dari 15 desa di Kabupaten Magelang terdiri dsri desa ; Tanjungsari, Karanganyar, Candirejo Borobudur, Gejagan, Kaponan Pakis, Paremono Mungkid, Tampirkulon Candimulyo, Sewukan, Paten, Sengi Dukun, Pegergunung Ngablak, Sumber arun Tempuran, Citrosono, Kalegen, Grabag, Grabag.
Pelatihan ini mengundang Narasumber Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY yang juga Foundernya langsung atas nama Sri Wahyuningsih, S. Ag. yang menjelaskan detail tentang Konservasi Keseimbangan Air tidak dari Bawa saja tapi yang dari atas harus di kelola yaitu Air Hujannya.
Ada Konsep Air Hujan 5M (menampung, mengolah, minum, menabung, mandiri) yang semua bisa akses dan di lakukan secara mandiri, air yang tidak ada bakteri ecolinya, air yang berkah dan gratis bagi semua Penduduk Bumi tidak hanya Manusia saja.
Konservasi Air tidak hanya “Menjaga Tuk” saja tapi juga gimana Air Hujan yang turun di kembalikan ke dalam tanah seperti injeksi dan melakukan penanaman dengan Konsep 5M juga(menanam, menjaga, merawat, melestarikan, melindungi) semoga keseimbangan akan Konservasi dalam Pelatihan yang di adakan DLH Kabupaten Magelang segera di Realisasi kan sebelum musim Hujan turun dengan membuat Gama Rain Filter atau IPAH(Instalasi Pemanen Air Hujan) dengan Management dimana musim kemarau masih mempunyai Stock Air Hujan untuk di Konsumsi. Air Hujan, Sumber Kehidupan atas segala Kehidupan di Bumi ini.
Narsum : @SAH_banyubening
pewarta: mahmudi